Sistem
Prilaku organisasi
15. NILAI
DALAM PRILAKU ORGANISASI
A. Pengantar
Sistem
nilai pribadi seorang manajer individual mempunyai pengaruh kuat atas
persepsinya tentang situasi tertentu dan perilakunya. referensi dalam hal
mendeterminasi tepatnya suatu keputusan seringkali merupakan sebuah nilai
pribadi yang dipegang oleh sang pembuat keputusan begitu pula sistem nilai
pribadi sebagian besar mempengaruhi konsep seseorang tentang apa yang merupakan
perilaku etikal dan apa yang bukan merupakan perilaku etikal. Sebuah
sistem nilai pribadi dapat kita anggap sebagai suatu kerangka dasar perseptual
yang relatif menetap yang membentuk dan mempengaruhi sifat seorang perilaku
individu tertentu (Sofyandi dan Iwa, 2004).
Walaupun
mereka serupa dengan sikap-sikap, nilai-nilai dianggap lebih nilai skopenya,
yang tidak berkaitan dengan objek-objek atau kejadian-kejadian spesifik seperti
terlihat pada sikap-sikap tertentu, dan mereka mempunyai sikap yang lebih
stabil. Suatu sistem nilai pribadi merupakan suatu nilai konsep dimana
masing-masing nilai mempunyai suatu derajat tertentu, nilai dan arti pribadi.
Sistem
nilai pribadi mendeterminasikan bagi seorang individu hal yang benar dan hal
yang salah, hal yang tidak baik atau hal yang buruk, berhasil atau tidak
berhasil menyenangkan atau tidak menyenangkan.
A. Profil
nilai
Arti
penting dari suatu niali pribadi nilai bersifat kompleks dan sangat jelas bahwa
didalamnya terdapat sebuah sistem niali umum dan yang dinyatakan sebaiknya
sebagai hal yang pragmatik, maksudnya sebuah sistem nilai yang diukur
berdasarkan ketentuan apakah suatu konsep berhasil atau tidak, pakah ia dapat
diterapkan atau tidak dalam operasi-operasi yang berlangsung. Pada saat yang
bersamaan terdapat adanya perbedaaan individual para manajer sehubungan dengan
juimlah nila-nilai operan yang diyakini mereka dan sifat spesifik dari
nilai-nilai tersebut.
Nilai
– nilai pribadi penting bukan saja sebagai determinan keputusan-keputusan
seseorang , tetapi juga sebagai determinan sasaran-sasaran dan strategi
perusahaan. Perbedaan dalam nilai-nilai pribadi merupakan penyebab bagi
sebagian besar konflik yang muncul dalam organisasi.
Ada
pendapat yang menyatakan bahwa penyesuaian lebih cepat terjadi pada
individu-indiividu yang meiliki sistem nilai yang selaras. Akhirnya dapat
dikatakan bahwa sistem-sistem nilai pribadi baik sistem operatif maupun
nilai-nilai yang diintensi dan diadopsi, mendeterminasi persepsi seseorang
tentang isi etikal sesuatu situasi dan evaluasi suatu tindakan spesifik sebagai
suatu tindakan yang etikal dan tidak etikal.
B. Definisi
Nilai
sama dengan sesuatu yang menyenangkan kita, nilai identik dengan apa yang
diinginkan, nilai merupakan sarana pelatihan kita, nilai pengalaman pribadi
semata, nilai ide platonic esensi. Disini akan di jelaskan tentang difinisi
nilai dari beberapa ahli :
1. Menurut
Driyarkara (1966,38)
Nilai
adalah hakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh
manusia.
2. Menurut
Fraenkel (1977:6)
Nilai
adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan
seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya mengacu kepada estetika
(keindahan), etika pola prilaku dan logika benar. salah atau keadilan justice.
(Value is any idea, a concept , about what some one think is important in
life).
3. Menurut
Kuntjaraningrat (1992:26)
Menyebutkan
sisten nilai budaya terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap
bernilai dalam hidup.
Dapat
disimpulkan bahwa nilai adakah kumpulan perasaan dan pola pikir tentang
sesuatu dengan hal yang berdasarkan etika, moral dan akhlak. Nilai dapat
digunakan sebagai suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap. Nilai-nilai juga
penting untuk memahami perilaku manajer yang efektif.
C. Tipe
Nilai
Allport
dan rekan-rekan berupaya untuk mengkategorikan nilai pada 6 tipe nilai.
1. Teoritis :
menganggap sangat penting penemuan kebenaran lewat suatu
pendekatan
kritis dan rasional.
2. Ekonomis :
menekankan kegunaan dan yang praktis.
3. Estitis :
menaruh nilai tertinggi pada bentuk dan keserasian.
4. Sosial :
memberikan nilai tertinggi pada kecintaan akan orang-orang.
5. Politis :
menaruh tekanan pada diperolehnya kekuasaan dan pengaruh.
6. Religius :
peduli akan kesatuan pengalaman dan pemahaman mengenai kosmos sebagai
keseluruhan.
Dengan
menggunakan ini, ditemukan bahwa orang-orang dalam kedudukan kerja yang
berlainan secara berlainan menganggap pentingnya keenam nilai itu. Misalnya,
satu studi membandingkan rohaniawan, agen pembelian, dan ilmuwan industri.
Tidaklah mengherankan, pemimpin religius menaruh nilai-nilai religius sebagai
paling penting dan nilai-nilai ekonomi kurang penting. Nilai ekonomi, di pihak
lain dijumpai sebagai paling penying bagi eksekutif pembelian.
Survei
nilai Rokeach (Milton Rokeach), menciptakan RVS (Rokeach Value Survey), terdiri
atas 2 perangkat nilai, dengan tiap peringkat berisi dengan 18 butir nilai
individu. Satu perangkat yang disebut nilai terminal, merujuk ke keadaan akhir
eksistensi yang sangat diinginkan. Inilah tujuan-tujuan yang ingin dicapai
seseorang selama hayatnya. Perangkat yang lain disebut nilai instrumental,
merujuk ke modus perilaku yang lebih disukai, atau cara mencapai nilai-nilai
terminal (Winardi, 2004).
Nilai
terminal dan instrumental dalam RVS
Nilai
terminal
|
Nilai
instrumental
|
Suatu
hidup nyaman(hidup makmur)
Suatu
hidup menggairahkan
Rasa
berprestasi
Satu
dunia yang indah
Kesamaan
Keamanan
keluarga
Kemerdekaan
Kebahagiaan
Harmoni
batin
Cinta
dewasa
Keamanan
nasional
Kesenangan
Keselamatan
Hormat
kepada diri sendiri
Pengakuan
sosial
Persahabatan
sejati
Kebijaksanaan
|
Ambisius
Berpikiran
luas
Capable
(mampu, efekti)
Riang
Bersih
Berani
Memaafkan
Mambantu
Jujur
Imajinatif
Bebas
Intelektual
Logis
Mencintai
Patuh
Sopan
Tanggungjawab
Kendali
diri
|
Sumber
: Stephen Robbin,1993,hal 174
D. Karateristik
Nilai
1. suatu
keyakinan
2. berkaitan
dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu
3. melampaui
situasi spesifik
4. mengarahkan
seleksi atau evaluasi terhadap tingkah lakukanm
5. individu
6. kejadian-kejadian
7. serta
tersusun berdasarkan derajat kepentingannya;(Schwartz,1994)
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai, yaitu
(1) suatu keyakinan, (2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan
akhir tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan
mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan
digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
E. Unsur-unsur
Nilai
Pemahaman
tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu
terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif
dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu :
1. kebutuhan
individu sebagai organisme biologis
2. persyaratan
interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3. tuntutan
institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan Kelangsungan hidup
kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).
Sebagaimana
terbentuknya, nilai juga mempunyai karakteristik tertentu untuk berubah. Karena
nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya,
masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu
(Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973).
Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah
oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai
budaya di mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).
Komentar
Posting Komentar