Sistem
Prilaku Organisasi
14. ORGANISASI
SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Organisasi
adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil
yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain–lain. Sedangkan pengertian
dari sosial adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para
anggotanya. Dengan demikian system sosial merupakan orang-orang dalam
masyarakat dianggap sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu
pola hubungan dimana sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya.
Beberapa hal yang menggambarkan organisasi sebagai system social antara lain
dengan adanya organisasi social.
Perilaku
organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang
bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan
organisasi sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup
berbagai aspek seperti : publik, bisnis, sosial dll. Sebagai contoh PSSI
(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai organisasi yang bergerak
dibidang olahraga sepakbola tidak hanya terpaku pada satu aspek kajian yaitu
sepakbola. Bidang – bidang lain juga harus dikaji untuk memajukan organisasi
dan mencapai tujuannya memajukan sepakbola Indonesia. Aspek yang dikaji antara
lain aspek bisnis, publik dll. Mungkin anda bertanya,”Apa kaitan sepakbola
dengan bisnis?”. Pada Zaman sekarang ini olahraga khususnya sepakbola memiliki
kaitan dengan aspek bisnis contohnya hak siar televise, iklan sponsor yang
dapat menghasilkan income.
Kemudian
apa hubungannya dengan social? Dalam aspek bisnis, masyarakat merupakan pasar.
Sedangkan dalam bidang olahraga masyarakat adalah factor pendukung dimana
masyarakat itu sendiri adalah bagian dari social. Berdasarkan contoh di atas,
kita tahu bahwa hampir semua pekerjaan dilakukan dalam lingkup sosial.
Begitupula dengan organisasi, organisasi akan berjalan dengan baik jika diaturr
dengan sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat bekerja sesuai
pakem yang telah diatur dalam suatu sistem. Cakupan social yang dimaksud adalah
pekerjaan, komunikasi serta koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut
untuk mencapai tujuan bersama.
Faktor
faktor Organisasi antara lain(menurut John Willey)
-
Manusia
-
Teknologi yang digunakan
-
Tugas/ kerja
-
Budaya organisasi
Manusia
merupakan salah satu factor penting dalam organisasi. Manusia itu sendiri
merupakan makhluk social. Dan dalam organisasi manusia bekerja tidak sendiri, maka
manusia melakukan komunikasi serta koordinasi dalam bekerja. Dengan demikian
aspek social tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Dan dapat dikatakan juda
bahwa Sistem social itu juga merupakan organisasi dan sebaliknya.
MODEL
GETZEL-GUBA
KOMPONEN
MONOTHETIC DAN IDIOGRAPHIC
Banyak
teori sistem sosial adalah hasil karya Jacob Getzels dan Egon Guba (1957).
Model mereka menyediakan cara pemahaman mudah untuk memvisualisasikan hubungan
dinamis yang ada antara organisasi formal dan orang-orang yang berada dalam
sistem sosial. Model awal Getzels dan Guba yang disajikan dua bangunan luas
sistem sosial, disebut dengan elemen monothetic dan idiographic.
Istilah-istilah ini, yang berasal dari bahasa Yunani, merujuk secara khusus
untuk untuk komponen organisasi formal dari sistem sosial, nomothetic dan
individu dalam sistem sosial, idiographic. Gambar 4.2 menggambarkan model
sistem sosial Guba-Getzels dalam lingkungan sekolah.
Komponen
nomothetic dari sistem sosial menggambarkan lembaga formal dengan peran yang
ditentukan berbagai aturan, birokrasi, dan peran harapan. Komponen idiografik
sistem sosial mengacu pada kebutuhan, keinginan, dan kepribadian orang yang
berada dalam sistem sosial. Interaksi antara tujuan kelembagaan organisasi yang
luas dan kebutuhan individu yang lebih spesifik dalam berbagai perilaku sosial
yang terjadi dalam sistem sosial dan yang membantu untuk menciptakan budaya
organisasi sistem sosial itu. Budaya organisasi juga mencerminkan budaya
lingkungan eksternal di sekitar sistem sosial.
Sebuah
sekolah mungkin merupakan sebuah sistem sosial yang unik dengan kelompok budaya
sendiri, namun tidak bisa lepas dari kepercayaan dan nilai-nilai dari
masyarakat sekitarnya. Karena persimpangan terbuka antara sebuah sekolah dan
lingkungan eksternal, nilai-nilai komunitas dan keyakinan berdampak pada
bagaimana budaya sekolah berkembang. Ingat, fungsi manusia tidak hanya dalam
sistem sosial sekolah tetapi juga dalam banyak sistem sosial lainnya di
lingkungan eksternal. Sistem Penggabungan budaya sistem sosial sangat penting,
karena menunjukkan dan mempengaruhi berbagai reaksi, kegiatan, dan perilaku
(Deal & Kennedv. 1982; Schein, 1985; Sergiovanni & Corbally, 1984).
Unsur
nomothetic dari sistem sosial adalah kegiatan dimana institusi yang didirikan
dari sistem sosial yang ada. Komponen utama nomothetic ditunjukkan peran dan
harapan merupakan panduan formal, diantisipasi, dan diberi mandat kegiatan
dalam sistem sosial.
Sebagai contoh, peran yang dianggap berasal dari seorang
guru adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa. Hasil yang diharapkan
adalah bahwa para murid akan merupakan warga memiliki pengetahuan dan
produktif. Aspek peran guru termasuk disiplin, pengembang kurikulum,
instruktur, psikolog anak, orang tua pengganti, dan pengelola konflik. Hal itu
merupakan variasi dalam bangunan luas peran guru yang menciptakan perbedaan
dari guru ke guru dan dari situasi ke situasi. Variasi dalam peran manipulasi
dan peran interpretasi memberikan kesempatan guru untuk memenuhi kebutuhan
pribadi tertentu dalam batas-batas kelembagaan sistem sosial. Namun, ini hanya
dapat dicapai selama harapan organisasi seperti tingkat kelulusan, nilai tes,
disiplin kelas, dan pedoman kurikuler terpenuhi.
Komponen
idiographic model Getzels-Guba menggambarkan perbedaan individu yang ada di
antara orang-orang dalam sistem sosial. Misalnya, semua guru tidak memasuki
profesi dengan alasan yang sama. Guru sering bercita-cita untuk peran yang
berbeda dalam organisasi. Beberapa keinginan untuk menjadi administrator atau
pimpinan departemen. Keinginan guru lainnya hanya untuk mengajar. Setiap orang
memasuki sistem sosial sekolah dengan set kebutuhan dan kepribadian yang
berbeda berdampak pada tanggapan mereka untuk berbagai situasi. Sebagai contoh,
guru berbeda dalam tanggapan mereka tentang berkelahi di kelas; Ada yang dingin
dan tenang; beberapa marah dan gelisah. Kepribadian dan kebutuhan individu
membentuk perilaku individu.
Pendekatan
perilaku organisasi yang menurut saya paling cocok digunakan di negara
Indonesia adalah teori neoklasik (hubungan manusiawi). Alasannya karena teori
ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan
sebagai individu ataupun kelompok kerja. Pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku
individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang
tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer
bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan
kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih
tinggi. Karena biasanya kebanyakan orang Indonesia akan berusaha lebih aktif
dalam bekerja apabila diberi suatu stimulus yang mendukung kesejahteraan
hidupnya, sehingga produktivitas kerjanya meningkat .
Komentar
Posting Komentar