Langsung ke konten utama

10.Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam

Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan Islam Oleh: Charles I. Pendahuluan Makalah yang telah ditulis oleh saudara Agussalim tentang Kebijakan dan pengambilan keputusan dalam Pendidikan Islam telah penulis baca sejak diserahkan 2 minggu yang lalau. Dari sisi sistematika penulisan secara umum makalah ini sudah memenuhi sistematika penulisan makalah yang telah ditetapkan oleh dosen pembimbing dalam silabus, karena sudah sesuai dengan silabus yang diharapkan. Dalam silabus disebutkan sub-sub pokok bahasan adalah; pengertian kebijakan dan pengambilan keputusan, jenis-jenis pengambilan keputusan, tahap-tahap pengambilan keputusan, gaya dan pengambilan keputusan dan beberapa hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan dilihat dari perspektif Islam Saudara Agussalim telah menjelaskan prinsip islam dalam mengambil keputusan, yaitu prinsip musyawarah dengan mengutip 2 ayat, surat Ali Imran ayat 159 dan Al-Syura ayat 38. Kedua ayat tersebut menjadi prinsip dalam pengambilan keputusan, kemudian bila keputusan telah diambil selanjutnya diserahkan kepada Allah. Prinsip ini penting dalam pengambilan keputusan sehingga para pendidik dan tenaga pendidikan dalam pendidikan merasa terlibat dalam pengambilan keputusan dan mereka merasa bertanggung jawab dalam menjalankan keputusan yang diambil melalui musyawarah. Namun menurut penulis ada satu lagi prinsip yang perlu dipertimbangkan adalah keadilan, Kebetulan persepsi semacam itu sejalan dengan doktrin keimanan Islam sendiri tentang Allah sebagai Tuhan Yang Maha Adil. Bukankah kalau Allah sebagai sumber keadilan itu sendiri, lalu sudah sepantasnya al-Qur’an yang menjadi firmanNya (kalamu ‘l-Lah) juga menjadi sumber pemikiran tentang keadilan. Kalau dikatagorikan, ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan keadilan dalam al-Qur’an dari akar kata ‘adl itu, yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan ("Hendaknya kalian menghukumi atau mengambil keputusan atas dasar keadilan"). Secara keseluruhan, pengertian-pengertian di atas terkait langsung dengan sisi keadilan, yaitu sebagai penjabaran bentuk-bentuk keadilan dalam kehidupan. Dari terkaitnya beberapa pengertian kata ‘adl dengan wawasan atau sisi keadilan secara langsung itu saja, sudah tampak dengan jelas betapa porsi "warna keadilan" mendapat tempat dalam al-Qur’an. Namaun sebagai makalah tanggapan lebih lanjut penulis tetap memberikan masukan-masukan dari sisi yang sedikit berbeda yang penulis anggap perlu ditambahan untuk kesempurnaan makalah ini. Masukan itu lebih ditekankan pada penambahan bahan –bahan lain sebagai perbandingan atau mengkritik pembahasan dalam makalah ini sehingga dapat memperkaya makalah tentang pengambilan keputusan II. Pembahasan A. Kedudukan dan hakikat Pengambilan Keputusan `Kegiatan manajemen pada hakikatnya adalah proses pembuatan keputusan (decision making procces). Pembuatan keputusan ini merupakan pekerjaan utama setiap manajer atau pimpinan. Bahkan bisa dikatakan bahwa kehidupan sehari-hari seorang pemimpin, manajer, administrator, eksekutif, kepala sekolah sesungguhnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Sebagian waktu dari seorang manajer/administrator atau pimpinan adalah suatu organisasi dihabiskan atau dicurahkan untuk menyelesaikan masalah dan pembuatan keputusan Ungkapan di atas menunjukkan bahwa pembuatan keputusan adalah aspek yang sangat penting, sebagaiman diungkapkan oleh Adair bahwa: “decisions are centarl to managing” (Pembuatan keputusan adalah kegiatan sentral dari manajemen). Lebih lanjut Mitchell mengatakan bahwa pembuatan keputusan jantung kegiatan administratif; kemudian Gore dan Slander serta Sagian mengatakan sebagai kunci atau inti dari kepemimpinan. Dalam arti kata maju mundurnya sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan pimpinan atau manajer dalam membuat keputusan Sebelum membahas pengambilan keputusan perlu dijelaskan tentang apa itu keputusan?. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih altenatif. Hal ini dikemukan oleh Robbins, bahwa “ decision making is process in which one chooses between two or more alternative” yang artinya ialah proses memilih dua alternatif atau lebih, biasanya pilihan yang ditetapkan didasarkan pada pertimbangan rasional yang memiliki keutamaan lebih banyak bagi organisasi. Namun Perlu diingat bahwa keputasan atau pilhan ini diambil bukan berdasarkan benar atau salah tetapi pilhan antara “hampir benar” dan “mungkin salah”. lebih lanjut Morgan dan Carullo mendefenisikan keputusan sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan-pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Maka dalam hal ini keputusan dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pemikiran yang berupa pilihan satu dari beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Pilihan itu bisa saja salah dan mungkin saja benar. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan ole h banyak ahli, diantaranya adalah : G. R. Terry, Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Lebih lanjut dikemukan oleh Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. pengertian yang lebih lengkap dan luas dikemukan oleh Horold dan Cyril O’Donnell, Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan. Dari pengertian itu pengambilan keputusan adalah proses kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan alternatif cara bertindak dari berbagai alternatif cara bertindak dari berbagai alternatif yang tersedia berdasarkan fakta dan data untuk memecahkan masalah; dan proses pembuatan keputusan ini merupakan suatu proses yang sistematis  Apakah keputusan yang saya rasakan tepat sekarang telah mulai dan sungguh-sungguh saya lakukan? Kalau seorang pemimpin telah berbuat salah, maka ia harus berusaha untuk memaafkan kesalahan dirinya dan kembali kepada daftar pertanyaan di atas dan mencoba mengidentifikasi dengan tepat dimana letak kesalahan tersebut. B. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Keputusan dapat dilihat dari berbagai aspek: 1. Struktur Dilihat dari segi struktur, ruang lingkup dan tingkat pembuatan keptusan maka keputusan dapat dibagi menjadi dua kelompok: pertama, keputusan terprogram, yaitu keputusan rutin atau keputusan repetitif yang ditangani melalui proses standar; dan kedua, keputusan tidak terprogram, yaitu keputusan satu kali, tidak terstruktur dan ditangani melalui pemecahan masalah yang umum. 2. Pembuat keputusan Ditinjau dari pembuat keputusan, keputusan terprogram biasanya dibuat oleh yang mendiuduki posisi manajemen yang lebih rendah; dan sebaliknya keputusan-keputusan besar yang tidak terprogram dan yang mempunyai dampak luas terhadap organisasi atau disebut juga dengan keputusan strategik, umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi. Semakin tinggi kedududkan pengambil keputusan, semakin luas ruang lingkup keputusan yang dibuatnya, yang juga berarti semakin luas dampaknya terhadap organisasi dan masyarakat. 3. Waktu dan keterampilan Dari segi waktunya banyak para ahli membagi keputusan kedalam tiga macam keputusan: pertama,Keputusan jangka Panjang, kedua,Keputusan jangka menengah dan ketiga, keputusan jangka pendek. Selanjutnya dilihat dari segi kemampuan atau keterampilan keputusan terstruktur lebih mudah dan lebih cepat; sedangkan keputusan yang tidak terstruktur memerlukan kecakapan, pengalaman, waktu yang lebih panjang dan lama 4. Jenisnya Dilihat dari segi jenisnya menurut Mangkusubroto dan Trisnadi, keputusan dapat dibagi menjadi: Keputusan strategik, Keputusan taktis, dan keputusan operasional. C. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh john Adair erhadap para manajer tentang pengambil keputusan, dengan membuat daftar-daftar tahapan yang akan mereka lakukan bila mereka harus mengambil keputusan atau memecahkan persoalan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersbut terhimpun dalam lima rencana pokok, seperti dalam tabel berikut: (Lima Rencana Pokok) Langkah Pokok-Pokok Menentukan Sasaran Membuat spesifikasi sasaran dengan meyakini perlunya mengambil keputusan Menghinpun Informasi Menghinpun dan mengorganisasi data, mencek data dan opini, mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin, menentukan kendala waktu dan berbagai kriteria lain Mengembangkan opsi Membuat daftar arus tindakan yang mungkin menghasilkan gagasan-gagasan Mengevaluasi dan memutuskan Membuat daftar pro dan kontra; menguji akibat-akibat yang mungkin muncul; mengukur kriteria; membuat uji coba; menguji sasaran; dan menyeleksi yang terbaik Melaksanakan Bertindak untuk menghasilkan keputusan; memantau hasil keputusan dan meninjau kembali hasilnya Berdasarkan lima rencana pokok tersebut Adair memperluas dengan merasakan pengaruhnya (sensing effects) yang berarti kita memiliki kesadaran akan tanda-tanda atau gejala-gejala dari suatu persoalan yang jauh sebelum persoalan itu sendiri menjadi jelas. Pendapat-pendapat lain yang hampir sama dengan pendapat di atas dalam Proses Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh para Menurut, seperti G. R. Terry : 1) Merumuskan problem yang dihadapi; 2) Menganalisa problem tersebut; 3)Menetapkan sejumlah alternatif; 4) Mengevaluasi alternatif; 5) Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan. Sementara menurut Menurut Peter Drucer :1) Menetapkan masalah; 2) Manganalisa masalah; 3) Mengembangkan alternatif; 4) Mengambil keputusan yang tepat dan 5) Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif Implikasi dalam bidang pendidikan Berbagai macam permasalahan dalam pengambilan keputusan sering disebabkan kesalahan dalam menidentifikasi jenis masalah yang dihadapi. Jenis-jenis masalah tersebut memberikan pemahamam kepada para pemimpin lembaga pendidikan Islam untuk menentukan terlebih dahulu keputusan apa yang akan diambil? Bila keputusan itu sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja para staf maka sebaiknya pimpinan dalam mengambil keputusan secara musyawarah. D. Gaya dan Model Pengambilan Keputusan Ada empat gaya pengambilan keputusan: direktif, analitik, konseptual, dan perilaku. 1. Gaya Direktif; Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis. 2. Gaya Analitik; Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. 3. Gaya Konseptual; Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.. 4. Gaya Perilaku; Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih. Implikasi Gaya Keputusan ; Penelitian menunjukkan bahwa pembuat keputusan cenderung mempunyai lebih dari satu gaya dominan. Pada umumnya, manajer mengandalkan dua atau tiga gaya keputusan, dan hal ini akan bervariasi menurut pekerjaan, tingkat kerja, dan budaya. Gaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dlan kelemahan pembuat keputusan. Misalnya, pembuat keputusan analitis membuat keputusan yang cepat, tv Apakah saya telah mengevaluasi semua kegiatan atau program yang telah dilakukan dengan cermat? v Apakah saya sudah cukup memiliki informasi dan data yang memadai dalam mengambil keputusan? v Apakah saya telah benar-benar menentukan sasaran yang akan saya capai dalam lembaga pendidikan Islam yang saya pimpin berdasarkan kebutuhan masyarakat ? vImplikasi dalam bidang pendidikan Walaupun di atas telah disebutkan bahwa sebuah keputusan tidak selalu benar dan mungkin salah, namun sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan Islam tetap berusaha agar keputusan mendekati kebenaran. Tak seorang pun pimpinan lembaga pendidikan Islam berpandangan lurus ingin dengan sengaja mebuat keslahan. Untuk itu Adair secar teknis membuatkan daftar-daftar periksa untuk memastikan bahwa seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang efektif masih tetap di jalur yang benar. Berikut ini daftar pertanyaan yang penulis adaptasi dan disesuaikan dengan pimpinan lembaga pendidikan Islam: etapi mereka juga cenderung otokrat dalam cara melakukan sesuatu. Sama halnya, pembuat keputusan konseptual bersifat inovatif dan berani mengambil risiko, tetapi mereka sering tidak tegas. Gaya ini membantu menjelaskan mengapa manajer yang berbeda membuat keputusan yang berbeda setelah mengevaluasi informasi yang sama. Secara keseluruhan, analisis gaya pembuat keputusan berguna dalam memberikan pemikiran mengenai bagaimana menghadapi berbagai gaya pengambilan keputusan. E. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Dalam literatur tentang pengambilan keputusan cukup banyak dan beragam para ahli mengemukakan tentang model-model pengambilan keputusan. Namun di sini akan disajikan model pengambilan keputusan yang dikemukan oleh Daft serta hoy dan Miskel, sebagaimana dikutip oleh Nurhizrah Gistitiati: 1. Model Klasik: An Optimizing Strategy Model klasik ini dikenal juga dengan istilah model rasional dalam pembuatan keputusan. Inti dari model ini adalah bahwa setiap keputusan harus dibuat secara sistematis dan rasional; artinya, harus dibuat melalui langkah-langkah tertentu dan harus dicari alternatif alternatif pemecahan masalah yang sebanyak-banyaknya sampai diperoleh alternatif yang paling baik atau paling optimum untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Model klasik ini adalah model yaqng paling ideal. tapi banyak para ahli yang beranggapan bahwa model ini model ideal yang tidak realistik, yang sulit diterapkan di dalam dunia nyata, yang mempunyai sifat tidak pasti, kompleks dan selalu berubah dengan cepat. Karena menurut model ini, proses pembuatan keputusan dibagi ke dalam delapan langkah: 1)memonitor lingkungan keputusan;2) mendefenisikan masalah 3) menspesifikasi tujuan keputusan 4) meniagnosis masalah; 5) mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah; 6) evaluasi alternatif; 7) memilih satu alternatif; dan 8) mengimplementasikan alternatif. 2. Model Administratif: A Statisfcing Strategy Mengingat banyaknya keterbatasan model klasik (model rasional), Herbert Simon menawarkan suatu model pembuatan keputusan yang disebut dengan administrative model atau staisfcing model. Dasar dari model ini adalah kepuasan, artinya para pembuat keputusan mencari alternatif yang sebanyak-banyaknya kemudian menganalisis satu persatu. Pencarian alternatif dapat dihentikan jika pembuat keputusan telah merasa puas. Model ini mengemukakan beberapa asumsi dasar dalam pembuatan keputusan. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut; a. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang dinamis, yang bisa menyelesaikan masalah organisasi atau bisa menimbulkan masalah lain b. Rasional yang komplit atau murni tidak akan pernah tercapai, oleh karena itu para manajer dalam mencari alternatif penyelesaian masalah cukup sampai ditemukannya alternatif-alternatif yang dianggap sudah memuaskan. c. Pembuatan keputusan adalah suatu pola umum tindakan yang terdapat dalam manajemen atau administrasi rasional dari semua fungsi utama serta bidang-bidang tugas pada organisasi d. Nilai-nilai adalah bagian yang paling integral dalam pengambilan keputusan 3. Model Incremental: Mudding Through Model Model ini dikemukakan pertama kali oleh Charles Lindblom tahun 1959. Inti model ini adalah penyelesaian masalah secara segera dan selesaikan aspek yang bermasalah saja. Dan tidak perlu berpikir terlalu jauh ke depan mencari alternatif tindakan untuk mencapai tujuan; yang penting adalah lakukan saja sekarang bisa dilakukan dengan alternatif yang ada jika muncul masalah baru diselesaikan lagi kemudian. Dalam pepatah Minangkabau , model pembuatan keputusan ini dikenal dengan istilah “dima rumpui tumbuh disitu disiangi”. Makanya model ini disebut uga dengan “Mudding Through” atau yang disebut dengan jalan saja terus. Secara singkat, cara pandang model ncremental dapat dikemukan sebagai berikut: a. Analisis cara dan akhir tidak penting karena perumusan tujuan dan alternatif pemecahan masalahmuncul secara bergantian (simultaneously) b. Solusi yang baik adalah solusi di mana para pembuat keputusan sudah setuju c. Perhatian terhadap alternatif dan hasil (outcomes) secara drastis dikurangi dengan hanya memperhatikan pilihan-pilihan yang sesuai dengan situasi yang ada d. Analisis hanya dibatasi dengan hanya melihat perbedaan antara situasi yang ada dan alternatif yang diajukan 4. Model Mixed-Scanning (Model Campuran) Model ini ditawarkan oleh Amitai Etzioni, sebagai sintesa antara antara model satisfcing dan model administrative dan model incremental. Karena model rasional sulit dipraktekkan sementara ncremental terlalu memudahkan permaslahan dan tidak memiliki tujuan yang pasti. Model Mixed-Scanning (Model Campuran) ini, ada dua pertanyaan mendasar yang perlu dijawab pada suatu organisasi, yaitu: 1) Apakah visi, misi dan policy (kebijakan strategis) suatu organisasi? Dan 2) Keputusan-keputusan apakah yang diperlukan untuk membawa organisasi ke arah visi, misi dan kebijakan strategis tersebut? Keputusan menurut model Mixed-scanning tidak bisa dibuat dengan membabi buta tanpa ada informasi, tetapi juga tidak perlu dibuat dengan menggunakan berbagai macam informasi sehingga menjadi lelah dan habis waktu untuk mencari dan memikirkan segala kemungkinan. Jadi dalam pembuatan keputusan menurut model ini diperlukan sejumlah informasi sehingga bisa membuat keputusan yang memuaskan. Informasi yang yang diperlukan sangat tergantung dengan keputusan apa yang akan dibuat. Dari berbagai model pembuatan keputusan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang manjer, kepala madrasah, atau pimpinan lembaga pendidikan Tinggi Islam dan lain-lain, dalam menerapkan model pengambilan keputusan sangat tergantung pada kompleksitas keadaan dan ketersediaan informasi. Kecocokan antara pembuatan keputusan dengan situasi dapat dilihat pada tabel berikut: Kesesuaian antar model Pembuatan keputusan dengan situasi dan kondisi Strategi Situasi Kondisi yang sesuai Rasional Masalahnya tajam dan sederhana, informasi yang dierlukan tersedia lengkap dan hasil-hasul yang ingin dicapai pasti jelas Memuaskan Masalahnya Komplek dengan sedikit informasi, tidak pasti, tetapi hasil yang diharapkan dapat didefinisikan dengan memuaskan dan ada waktu yang memadai untuk mempertimbangkannya Incremental Informasi tidak lengkap, masalah kompleks, hasil tidak pasti, tidak ada kebijakan yang bisa dijadikan petunjuk dan secara umum organisasi dalam kondisi choos (kacau) Mixxed Scanning Informasi tidak lengkap, masalah kompleks, hasil tidak pasti, tetapi ada kebijakan dan misi yang bisa dijadikan petunjuk Masih banyak model-model dalam pengambil an keputusan yang ditulis oleh para ahli, seperti Model Keranjang sampah (Garbage Can Model), janis-Mann confict theory, model kontijensi dan lain-lain. Pembahasan untuk yang lain dapat dilihat dalam buku-buku manajemen dan buku pengambilaan keputusan. F. Beberapa hal yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu : a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi. c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi. d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan. e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik. f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya. III. Kesimpulan Pengambilan keputusan dalam organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menghasilkan kebijakan-kebijakan dalam lembaga pendidikan Islam. Walaupun keputusan yang diambil mungkin benar dan mungkin salah serta tidak akan memuaskan semua pihak, namun sebagai pimpinan lembaga pendidikan Islam harus berusaha menerapkan prinsip-prinsip musyawarah dan keadilan sehingga organisasi bisa mencapai tujuan yang ditetapkan. Beragam model dalam pengambulan keputusan tergantung pada sifat masalah, situasi dan kondisi, ruang lingkup, tingkat pembuatan keptusan, jenis dan waktu pengambilan keputusan itu. 
Sumber : http://charlesmalinkayo.blogspot.com/2012/06/pengambilan-keputusan-dalam-pendidikan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

14.Koordinasi Dalam Pendidikan A.    Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur.  Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan  memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85). Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan men...