08 Jenis-jenis
,Pelaksanaan dan factor-faktor Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang.
1. Menurut besarannya (magnitude), terdiri dari:
§ perencanaan
pendidikan makro
§ perencanaan
pendidikan meso
§ perencanaan
pendidikan mikro
2. Menurut teba telaahnya, terdiri dari:
§ perencanaan
strategik
§ perencanaan
manajerial
§ perencanaan
operasional
3. Menurut rancangan sistem (system design), dapat dibedakan :
§ perencanaan
perbaikan
§ perencanaan
pengembangan
4. Menurut peranan pemerintah, dapat dibedakan :
§ perencanaan
wajib (imperative planning)
§ perencanaan
arahan (indicative
planning)
5. Menurut jangka waktunya, dapat dibedakan:
§ perencanaan
jangka pendek kurun waktu anatara (1 – 3 t h )
§ perencanaan
jangka menengah kurun waktu antara (4 -10 th)
§ perencanaan
jangka panjang kurun waktu anatara (10-25 th)
>. Pelaksanaan
Perencanaan Pendidikan
Dalam garis besarnya perencanaan termasuk perencanaan pendidikan
dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu
Siklus
pertama melayani
dua tujuan ganda:
1.
Menyusun persetujuan antara manajer puncak dan manajer bidang
tentang strategi dan tujuan secara komprehensif.
2.
Memilih tujuan perencanaan yang lebih penting pada siklus
berikutnya. Pada siklus ini manajer puncak menyusun tujuan umum dan meminta
rencana-rencana dari setiap bidang.
Siklus
ke dua, setiap kepala bagian menyetujui rencana sementara dari bawahan
sesuai dengan bidang mereka. Oleh manajer bidang dipilih, rencana mana yang
sesuai dengan tujuan utama dan tujuan bidangi, lalu diajukan kemanajer
puncak.
Siklus
ke tiga, tiap pimpinan bidang menyusun anggaran khusus
untuk biaya pelaksanaan rencana, tujuan dan sasaran. Setelah didiskusikan
dianatara para manajer barulah anggaran disetujui dan disediakan.
Hal-hal yang memungkinkan dan menyebabkan kegagalan suatu
perencanaan pendidikan.
1.
Pembuat rencana (planner) yang tidak cakap sehingga menghasilkan
perencanaan yang tidak tepat. Untuk itu perencanaan haruslah dibuat oleh orang
yang ahlinya.
2.
Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan pada fakta-fakta dan
data yang objektif
3.
Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan.
4.
Perencanaan tidak fleksibel/kaku.
5.
Kesalahan dalam pengolahan data.
6.
Kesalahan dalam penempatan pegawai dan kepala bagian yang tidak
sesuai dengan kemampuan dan keahlian.
7.
Tidak adanya koordinasi diantara unit-unit dalam organisasi, karena
masing-masing unit menganggap bagiannya lebih penting dari unit lain.
8.
Kuranngnya pengawasan baik secara prfentif maupun secara
represif.
Dalam membuat perencanaan (planning) pendidikan yang baik, harus
dapat menjawab secara tepat pertanyaan berikut.
1.
What : apa yang menjadi tujuan, apa yang
akan dikerjakan, apa tujuan pendidikan.
2.
Why : mengapa justeru
tujuan itu yang akan dicapai.
3.
When : kapan waktu yang tepat
tujuan itu akan mulai dikerjakan. Apakah akhir tahun, atau 1 tahun lagi.
4.
Where : di mana lokasi atau tempat
kegiatan itu akan dilaksanakan atau didirikan, dalam hal ini perlu
dipertimbangkan faktor lingkungan dan masyarakat.
5.
Who : siapa yang harus
melaksanakan, siapa yang dapat dpercaya dalam melaksanakannya, mengolanya, baik
dari manajemennya maupun dari tenaga pelaksananya.
6.
How : bagaimana cara
pelaksanaan, cara mengerjakannya dan bagaimana metode pelaksanaannya.
>. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perencanaan Pendidikan
1.
Filsafat negara merupakan faktor yang amat penting diperhatikan
para perencana pendidikan. Sebab seluruh prikehidupan bangsa berpedoman kepada
filsafat negara. Bidang pendidikan misalnya harus mencerminkan fisafat
negara pancasila. Dalam aspek perencanaan pendidikan harus berorientasi
pada sila-sila pancasila, diupayakan juga agar sila-sila tersebut tumbuh subur
pada kegiatan-kegiatan pendidikan sebagai bahan untuk nengembangkan generasi
penerus bangsa.
2.
Pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebar diberbagai daerah
memikul misi filsafat negara. Pemerintah berperan utama dalam: menegakkan,
memelihara, dan menyebarkan butir-butir pancasila. Perencanaan pendidikan perlu
melakukan hubungan dengan lembaga pemerintah dalam kaitan dengan usaha di atas
dengan mengikuti undang-undang dan peraturan-peraturan.
3.
Perencanaan pendidikan sebaiknya mengikutsertakan
wakil-wakil orang tua siswa/mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat secara
otomatis memperhatikan sosial/masyarakat. Mereka menyuarakan kebutuhan.
4.
Kelompok profesi, terutama pendidikan besar perannya dalam
perencanaan pendidikan. Kelompok ini menjadi pembangun dan pemikir terdepan
dalam perencanaan pendidikan.
5.
Kebudayaan yaitu perpaduan hasil pikiran, perasaan,
kemauan, dan karya manusia atau perpaduan hasil kognisi, afeksi, dan
keterampilan yang mengangkat hidup dan kehidupan manusia tidak lepas pula dari
kehidupan dunia pendidikan. Kebudayaan sebagian besar dilahirak dalam dunia
pendidikan. Ini tidak berarti perkembangan pendidikan melalui perencanaan tidak
perlu memperhatikan kebudayaan sekitarnya.
6.
Kebudayaan yang mencakup ilmu, teknologi, seni dan norma yang
ada disekitar lembaga pendidikan adalah merupakan umpan balik sekaligus menjadi
titik tolak untuk meningkatkannya. Masyarakat dan lembaga pendidikan bekerjasama
memajukan kebudayaan.
7.
Perkembangan ekonomi menentukan kemakmuran bangsa dan
masyarakat. Pendidikan ikut berperan dalam mengembangkan keterampilan
tenaga-tenaganya baik berpikir maupun keterampilan tangan. Perencana pendidikan
harus memperhatikan perkembangan dan kondisi ekonomi daerah tempatnya berada.
8.
Perencanaan pendidikan harus memperhatikan cita-cita
bangsa. Cara-cara untuk mencapai cita-cita bangsa itu adalah sebagai ideologi
dan merupakan faktor politik yang perlu diperhatikan oleh para perencana pendidikan.
9.
Para perencana pendidikan juga perlu memperhatikan demografi
yaitu kependudukan antara lain kepadatan penduduk di daerahnya, penyebarannya,
dan besarnya jumlah warga yang saatnya masuk sekolah. Kondisi-kondisi ini
sangat perlu menddapat perhatian oleh para perencana pendidikan.
sumber ;http://dayatfarras.wordpress.com/2011/01/06/perencanaan-pendidikan/
Komentar
Posting Komentar