Langsung ke konten utama

07. Pentingnya dan Proses Perencanaan Pendidikan

Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan mmerupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas, sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara maksimal.
Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut, perencanaan pendidikan:
1.      Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan     tujuan yang dipilih. Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha pendidikan dengan jelaas.
2.      Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan yang ditetapkan telah dicapai.
3.      Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
4.      Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.










>. Proses Perencanaan Pendidikan
Ada enam  tahap tentang proses perencanaan pendidikan yaitu:
1.      Pra perencanaan
2.      Perencanaan awal
3.      Formulasi rencana
4.      Elaborasi rencana
5.      Implementasi rencana
6.      Evaluasi dan perencanaan ulang.
a. Tahap pra perencanaan
Di perguruan tinggi misalnya kita mengenal pusat-pusat perencanaan. Pada tingkat diknas, kita mengenal biro perencanaan. Seandainya badan atau bagian perencanaan itu tidak ada, maka tahap pra perencanaan harus mulai dari: a. Menciptakan badan yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan, b. Menetapkan prosedur perencanaan, c. Mengadakan reorganisasi struktural mekanisme administrasi suatu lembaga agar mampu berpartisipasi dalam proses serta implementasi perencanaan  itu, d. Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan.
Jika badan perencanaan itu sudah ada, tugas pada tahap ini adalah  meminta otoritas dalam pendidikan, misalnya rektor utk merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
b. Tahap perencanaan awal
Terdiri dari:
1)      Kegiatan diagnosis
Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan output yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Diagnosis bertujuan untuk melihat apakah suatu rencana yang telah dilaksanakan itu memadai dan relevan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2)      Formulasi kebijakan
Kebijakan memberikan arah kepada usaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu rencana. Kebijakan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga merupakan kerangka kerja dalam mana keputusan-keputusan yang lebih kecil  dan lebih terperenci dibuat. Kegiatan merumuskan kebijakan disebut dengan formulasi kebijakan. Kebijakan merupakan fungsi politis yang dibuat  oleh orang yang berwenang dalam organisasi pendidikan.
3)      Penilaian kebutuhan
4)      Perhitungan biaya
Dengan menggunakan data  tentang biaya tahun sebelumnya, tiap-tiap butir kebutuhan tersebut dihitung biayanya dengan memperhatikan naik turunnya harga. Sesudah perhitungan biaya ini selesai perencana dapat mengetahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan untuk seluruh program.
5)      Penetapan target.
Perencana melihat dan meneliti kembali kebutuhan yang telah diidentifikasi, menetapkan prioritas program dan menetapkan tingkat pencapaian yang realistik dari suatu tujuan yang ditetapkan, sehingga dapat ditentukan program mana yang paling relevan dan efektif, hal ini dilihat dari tersedianya dana.
c. Tahap formulasi rencana
Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan seperangkat keputusan yang akan diambil oleh otoritas, ke dua menyediakan pola dasar pelaksanaan (blue-print for action) yang akan dilaksanakan oleh berbagai satuan organisasi yang bertanggungjawab dalam implementasi keputusan-keputusan tersebut.
Sehubungan dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan pernyataan (statement) yang jelas   tetang:  apa yang akan yang diusulkan, mengapa diusulkan, dan bagaimana pelaksanaannya.
Ketiga hal tersebut  adalah merupakan isi dari rencana pendidikan. Persiapan untuk menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi rencana, yang harus ditulis singkat lengkap dan padat.
d. Tahap elaborasi rencana
Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu dokumen singkat, padat dan lengkap. Dengan demikian sebelum rencana itu diimplementasikan, perlu dilakukan  elaborasi. Artinya  diperinci sedimikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam organisasi pendidikan menjadi jelas.
Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses  elaborasi yaitu:
1.      Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi area-area pelaksanaan yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap area pelaksanaan dinamakan program. Lazimnya program  terdiri dari kelompok kegiatan yang diawasi oleh unit administrasi yang sama.
2.      Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompok aktivitas-aktivitas sejenis yang dibuat dalam rangka menghitung dan mengalokasikan dana dalam pelaksanaan. Kelompok kegiatan ini dinamakan proyek. Tujuan proyek merupakan sub tujuan program dan merupakan tujuan yang spesifik. Formulasi proyek adalah tugas untuk merinci siapa pelaksana, berapa besar biaya, dimana tempat, berapa lama waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu proyek.
Sebelum suatu rencana dielaborasi dalam bentuk program dan proyek, rencana tersebut belum dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu pemrograman dan perumusan dalam proses perencanaan harus dilakukan lebih dahulu.
Kebanyakan rencana yang tidak dapat dilaksanakan, diakibatkan oleh kelemahan dalam tahap pembuatan program ini.
e. Tahap implementasi rencana.
Implementassi rencana pendidikan dimulai pada saat proyek- proyek itu dilaksanakan. Disini proses perencanaan bergabung dengan proses manajemen. Dengan menggunakan budget serta rencana tahunan sebagai instrumen utama, kerangka kerja organisasi untuk melaksanakan berbagai proyek dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan material kemudian dialokasikan untuk setiap proyek. Jadwal dan waktu suatu proyek juga ditetapkan.
f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Pada waktu melaksanakan perencanaan pendidikan, ditetapkan pula mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan serta mendeteksi penyimpangannya. Proses evaluasi itu dilaksanakan secara berkesinambungan.
Guna evaluasi. Pertama memberikan gambaran tentang kelemahan suatu rencana, misalnya penetapan target yang terlalu tinggi atau rendah tidak realistik, tidak cukupnya dana yang disediakan atau tidak tepatnya pentahapan dalam proses pelaksanaan. Informasi hasil evaluasi digunakan sebagai bahan revisi sehingga dalam sisa waktu periode rencana tersebut kesalahan dapat diperbaiki. Dalam perencanaan bertahap dan berkesinambungan (rolling plan) revisi selalu dilakukan berdasar pengalaman dalam setiap tahap implementasi.
Ke dua, evaluasi berguna sebagai alat diagnosis yang merupakan salah satu langkah dalam tahap perencanaan awal, dan sebagai bahan dalam membuat perencanaan ulang. Jadi evaluasi merupakan permulaan dari lingkaran perencanaan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

14.Koordinasi Dalam Pendidikan A.    Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur.  Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan  memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85). Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan men...